Rabu, 12 Agustus 2009

Mencari Bahtera Kebenaran


Ketika itu sekitar tahun 77-78 Abu Fulki kita sebut saja beliau dengan nama samaran , sempat mengaji pesantren di Ajengan Andi Cibuntu.Kemudian sempat aktif di beberapa masjid di Bandung,tiada lain semua itu beliau lakukan dengan niat ingin beragama dengan benar, dan takut salah dalam Bergama.Kemudian sempat aktif di kegiatan Kuliyatul Mujahiddin masjid Istiqomah bandung, kemudian aktif pula sebagai Pemuda masjid tersebut sekitar tahun 77.

Sekitar tahun 1979 Abu Fulki didakwahi oleh Guru silatnya,sebut saja namanya Kang E . Beliau kaget sekali ketika itu, karena sebelumnya setiap pertemuan Kang E sang guru hanya bicara tentang silat saja, tidak pernah sedikit pun bicara tentang Islam.Tetapi hari itu Kang E mengajaknya berbicara tentang Islam, tentang keharusan berjamaah.Karena penampilan Kang E saat itu tidak seperti santri, merokok, temperamental, lebih kelihatan seperti preman, saat itu beliau belum percaya terhadap ajakan sang guru tersebut.

Saat berjumpa lagi dengan beliau sekitar 1980an,Kang E kembali menjelaskan tentang konsep berjamaah,kali ini dia menjelaskanbahwa jamaah tersebut adalah Negara Islam Indonesia (NII).Akhirnya dengan agak dipaksa Abu Fulki dibaiat dengan disaksikan oleh 3orang,Pak Denar, Pak Wawan, dan Mang Atun (dua dari ketiga orang yang menyaksikan prosesi baiat tersebut , yakni Pak Denar dan Pak Wawan saat ini sudah keluar dan berpindah ke mazhab Alul Bait , bahkan Pak Denar sudah wafat beberapa bulan sebelum kesaksian ini dibuat sebagai pengikut kepemimpinan ahlul bait yang setia) .

Esoknya, Abu Fulki mengambil brosur dari rumah Wawan yang berjudul ”Mendirikan Negara Islam” dan membawannya ke masjid Istiqomah untuk berdakwah.Menurutnya,saat itu belum ada pembinaan resmi dari Lembaga (kependekan dari Lembaga Wahyu Allah, sebutan lain NII), artinya belum ada kematerian baku. Kematerian khas NII seperti Aqidah Rubbubiyah,Mulkiyah , Uluhiyah, Furqon, dan lain-lain baru muncul bberapa tahun setelahnya, setelah bergabungnya tokoh-tokoh PII ( Pelajar Islam Indonesia) . Dari hasil”dakwah fardiyah”nya di masjid istiqomah, masuklah beberapa orang aktifis Istiqomah, Pak Wahyu Ketua Pemuda masjid Istiqomah ( sekrang sudah menjadi pengikut Imamah Ahlul Bait , Pak BN , Pak Ohan (sudah menjadi pengikut ahlul bait ), dan lain-lain.Mereka sebelumnya ingin mendirikan organisasi atau jamaah semacam ikhwanul muslimin , karena buku-buku pemikiran Ikhwanul Muslimin banyak bertebaran ketika itu, selain terinspirasi dengan gerakan Imron .Kemudian setelah itu mereka bergabung dengan Negara Islam Indonesia.

Saat seniar atau “amir”nya pasif yang dalam istilah Abu fulki "tertidur di siang hari bangun di malam hari ( bersembunyi?) karena banyaknya penangkapan dari aparat era orba, kelompok yang baru direkrut Abu Fulki ini bergerak berdakwah di masjid-masjid kampus antara lain masjid UNPAD, IKIP (sekarang UPI) Salman ITB, UNWIM,dan beberapa SMA antara lain SMA 19, SMA 5, SMA 3, SMA 15,SMA 4, dll.

Dibeberapa perguruan tinggi yang telah di” kuasai”,mereka mulai mengarahkan mahasiswa baru dari mulai OPSPEK, OPSPEK jurusan sampai pengajian kelompok, tetapi ujung tombaknya adalah dakwah fardiyah ( dakwah perorangan) ,semuanya telah di kondisikan sejak dari OPSPEK. Selanjutnya, dakwah fardiyah kemudian bai`at.
Ciri khas dari doktrin yang disampaikan adalah pengkafiran orang diluar kelompok bahkan termasuk orangtua sendiri, kemudian adanya doktrin gerakan P (fa`i) yaitu menghalalkan mencuri untuk kepentingan lembaga, dengan dalih mengembalikan harta kafir ke tangan mukmin dengan segala cara. Mereka melakukan operasi dari mulai mengambil uang kencleng masjid, hewan qurban dan lain-lain. Berikutnya, adanya doktrin furqon yang diterapkan secara kaku dengan eklusifisme,yaitu bergaul dengan kelompok mereka saja, dan berusaha menghindari dengan orang luar.Akibatnya prestasi pendidikan menurun, pekerjaan terbengkalai bahkan ada yang keluar dari PNS, semangat mengembangkan ilmu menjadi tidak ada, menjauh dengan tetangga, bahkan menjauh dari saudara atau keluarga.

Sisi lain yang positif dari penerapan konsep tersebut menurutnya adalah adanya persaudaran yang lebih dekat dari saudara senasab, mereka saling menolong satu sama lain, mengadakan bisnis bersama,menempatkan ikhwan diposisi-posisi strategis, hingga ada beberapa yang berhasil dimasukkan ke Depag, bahkan ketika senior Abu Fulki yang tidak lain adalah mantan guru silatnya, Kang E yang sedang menganggur,mereka menginstruksikan para yuniornya untuk patungan dan kemudian membelikannya beberapa mobil angkot yang masih beroperasi hingga saat ini.

Menurut Abu Fulki, mereka menikah dengan sesame mereka, semangat pengorbanan muncul dikalangan merekabahkan 24 jam waktu mereka serahkan sepenuhnya untuk lembaga,banyak diantara mereka yang sudah tidak peduli lagi dengan keluarganya,semua dilakukan Allah minded 24 jam,kongkretnya adalah Lembaga NII minded 24 jam.Sekitar tahun 80an,mereka kemudian mendirikan sebuah Yayasan Pendidikan dan Sosial di Bandung, sebagai tempat bernaung yang masih aktif dan berkembang hingga saat ini.
Pertanyaan-pertanyaan yang mengguncang keyakinan

Tahun 90an, beberapa yunior di Cirebon ada yang mengajukan pertanyaan pada Abu Fuliki sebagai berikikut,” dari mana gerakan NII ini muncul, apa yang menyambungkannya dengan Rasulullah, apakah jamaah ini dibentuk oleh Rasulullah?”
Ketika itu Abu Fulki menjawabnyabahwa ketersambungan jamaah NII dengan rasulullah adalah ketersambungan pola pergerakan, yakni pola sunnah Amanu - Hajaru – Jahadu.Tetapi berikutnyamuncul pula pertanyaan lainnya, yaitu bila gerakan NII ditarik dari tahun 1905 ( Serikat Dagang Islam yang diyakini sebagai embrio munculnya NII yang diklaim pula sebagai estafeta dari Turki Usmani) kemudian dihubungkan dengan pasca wafat rasulullah, yaitu munculnya kelompok Ali (Syiah Ali),Muawiyah dan Khawarij, Abu Fulki tidak bisa menjawab darimana ketersambungan NII pada salah satu dari tiga kelompok tersebut, apakah NII merupakan estafeta Syiah Ali, kelompok Muawiyah, atau Khawarij.

Demi memuaskan dahaganya akan kebenaran, Abu Fulki kemudian mendekat pada Ustadz Hassan yang saat itu aktif di Yayasan Muthahhari. Dari ustadz mantan pengikut Wahabbi tersebut, Abu Fulki dipinjami beberapa kitab ahlusunnah yang salah satunya berjudul Yanabiul Mawaddah yang ditulis ulama sunni Al Qunduzi alhanafi . dari kitab inilah muncul penjelasan dari mulut suci Rasulullah tentang furqon, kalimattoyyibah, bahtera Nabi Nuh dan lainlain.Klaim NII tentang keberadaannya sebagai Bahtera Nabi Nuh yang selama ini dijadikan tamsil oleh kelompok NII bahwa siapa yang ikut dalam bahtera NII ibarat ikut ke dalam bahtera Nabi Nuh saat banjir besar datang, atau mengikuti NII sama saja denganmengikuti dan memasuki kalimah Laa Ilaha ilallah, ternyata dalam kitab tersebut beliau mendapatkan penjelasan yang lebih mencerahkan dari mulut suci Rasul, bahwa Bahtera Nabi Nuh setelah nabi wafat adalah ‘bahtera kepemimpinan” keluarga rasulullah , dan bahwa siapa yang mengikuti keluarga Nabi hakekatnya adalah masuk ke dalam kalimah tauhid, berpegang pada mereka adalah berpegang pada kalimah Thoyyibah yang tiada keraguan di dalamnya.Atau klaim lain dari kelompok NII lainnya seperti bahwa NII adalah Lembaga wahyu Allah atau wujud konkret alqur`an, dalam Yanabiul mawaddah konsep tersebut dijelaskan bahwa Wujud konkret alqur`an adalah keluarga nabi “ sang Qur`an berjalan” atau dengan sebutan lainnya nabi mengatakan bahwa “ Ahlul baitku bersama Alqur`an mereka tidak berpisah hingga kalian bertemu aku kelak di telaga Haudh”

Perpecahan yang membuat Abu Fulki muak dan memutuskan untuk keluar
Setelah mendapatkan buku tersebut batin Abu faith bergejolak, namun beliau masih bertahan dalam lembaga tersebut dan berusaha menahan diri dengan mengkonfirmasikan pada tokoh-tokoh NII.Satu hal yang membuat beliau tercengan adalah bahwa uang ratusan juta yang di”panen” seniornya tiap tahun ternyata tidak sampai ke tangan orang tua (sebutan lain dari ahlul jabbal / sesepuh NII). Menurut salah tokoh NII tertinggi yang dikunjunginya, aturannya uang yang didapat oleh seniornya saharusnya disetor seluruhnya ke “pusat” untuk selanjutnya didistribusikan ke daerah-daerah. Tetapi yang terjadi adalah uang zakat-infaq-sodaqoh-fa`I dan lain-lain yang di”panen” seniornya setiap beberapa bulan sekali bahkan tiap bulan tidak disetorkan , sang Pimpinan yang ahlul Jabal hanya diberikan uang ala kadarnya, 5 juta sekali dalam setahun.

Pada tahun 96 muncul kasus perpecahan (entah untuk yang keberapa kalinya) antara kelompok Ajengan masduki dengan kelompok Pak Adah jaelani. Ajengan masduki salah seorang yang dahulu mengangkat Adah jaelani sebagai Imam NII menyatakan batalnya kepemimpinan NII ‘aliran “ Adah Jaelani dalam sebuah sidang syura NII, kabarnya tokoh sepuh ini memukul meja sambil berfatwa “Adah batal sebagai Imam” selanjutnya beliau dan sekelompokpendukungnya melakukan aksi walk out dari sidang syuro.
Kejadian tersebut membuat ummat dibawahnya bingung, sama sepereti kejadian berpecahnya kelompok AbdulKadir Jaelani dengan Abdullah Sungkar yang memunculkan jamaah Islamiyah sebagai “kelompok sempalan’ ( dari perspektif NII) .Dari kebingungan ummat tersebut, Abu Fulki dan beberapa rekannya berkeliling ke Garut, Pangalengan, Sukabumi termasuk Bandung untuk menjelaskan bahwa kepemimpinan yang jelas dari lisan suci Nabi saw yang tidak membuat bingung , adalah kepemimpinan Ahlul bait nabi

Dalam forum-forum eks KW 7 dan KW I tersebut Abu Fulki menjelaskan bahwa dalam tubuh NII sama seperti yang terjadi dalam tubuh RI,orang yang berpengaruh dan banyak uang bisa jadi Imam , berbeda dengan yang ada di Ahlul bait,. Imam adalah orang yang soleh yang kemudian dimaksum oleh Allah kemudian ditunjuk oleh nabi.
Hingga saat ini, Abu Fulki beserta istri dan putra-putranya aktif dalam berbagai majelis-majelis ahlul bait yang diselenggarakan di berbagai tempat dan komunitas.

diambil dari pengakuan Abu Fulki alias Abu Idzhar mantan tokoh NII Bandung.oleh : Abu Shadra

Jumat, 07 Agustus 2009

“SYIAH” TERUCAP DARI BIBIR NABI, SYIAH DALAM HADIST-HADIST AHLUSUNNAH


Saat mengomentari tentang Hizbullah dengan Sayyid Hassan Nasrullahnya yang berhasil memukul mundur tentara Israel dalam perang 33 hari beberapa tahun lau seorang teman berkomentar,” Saya sangat kagum dengan kehebatan dan perjuangan Hizbullah, tapi sayang mereka orang Syiah.”Pernyataan tersebut langsung saya sanggah dengan pernyataan saya,” Justeru itu karena mereka orang Syiah!”

Kita semua sudah sama-sama tahu bahwa front terdepan perlawanan terhadap Israel dan Amerika adalah Iran.Hamas dan Hizbullah yang konfontatif terhadap Israel dilatih , dipersenjatai dan didanai oleh Iran, Negara yang didominasi oelh para Mullah dan Ayatullah yang notabene adalah Syiah. Satu hal lagi, saat Lebanon digempur habis-habisan oelh kekuatan Zionis Israel, saat Negara-negara Arab dan para ulama hanya berkomentar, Rahbar Ali Khamenei langsung mengeluarkan fatwa untukikut “berperang’ menghancurkan Amerika dengan cara tidak membeli produk-produk Amerika.Dikabarkan,di negara-negara Arab yang banyak penduduk syiahnya , produk-produk Amerika seperti Coca-cola, Marlboro dan lain-lain penjualannya menurun drastis, bahkan tempat-tempat makan fast food semisal Mc Donald dan sejenisnya konon banyak yang gulung tikar.
Disaat para tokoh-tokoh dan kelompok-kelompok ahlusunnah saling berselisih bahkan ada yang mengkafirkan satu sama lain, saat para tokoh Ummat Islam bangsa Indonesia sibuk akan klaim kepemimpinannya masing-masing, Negara Iran yang mayoritas penduduknya syiah sudah melatih 12 juta paramiliternya , bahkan mereka sudah mempersiapkan persenjataan yang super canggih untuk melawan kekuatan Thagut Amerika sebagaimana yang Allah kehendaki .

"Dan persiapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, sedang Allah mengetahuinya...." (QS. Al-Anfaal 60).

Tentang persenjataan militernya, Pimpinan Garda Revolusi Muhammad Ali Jafari menyatakan ,” kami sudah tidak punya tempat yang memadai lagi untuk menyimpan rudal-rudal kami.”

Ya , mereka adalah orang-orang syiah, julukan yang keluar dari mulut Arrasul saw sebagaimana yang akan kami paparkan

Syiah dalam Hadis- hadist ahlusunnah

Berbeda dengan kata "Ahlus Sunnah wa Al-Jama'ah", kata "Syiah" sudah ada/digunakan dari zaman dahulu. Di dalam Al-Quran misalnya, dalam surah Ash-Shaffat ayat 83: "Dan sungguh, salah satu syiah (pengikut) nya adalah Ibrahim". Begitu pula yang disebutkan dalam surah Al-Qashash ayat 15: "...yang seorang dari syiah (pengikut/golongan) nya dan seorang lagi dari musuhnya (kaum Fir'aun)."

Namun karena fokus dari tulisan ini adalah keterangan Nabi SAW dalam hadis-hadist ahlusunnah,Berikut ini adalah hadis-hadis yang menerangkan tentang awal "sebutan" Syiah.
Al-Hafizh Abu Na'im adalah seorang ulama Ahlus Sunnah yang disebutkan oleh para ulama bahwa ia adalah seorang "mahkota hadis" dan "guru para hadis tsiqqat/terpercaya." Beliau dalam kitabnya Hilyah Al-Awliya' dengan sanad dari Ibn Abbas: Ketika turun ayat yang mulia: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk" (QS. Al-Bayyinah 7), Rasulallah SAW bersabda kepada Ali ibn Abi Thalib, "Wahai Ali, itu adalah engkau dan pengikut (syiah) mu. Engkau dan syiahmu akan datang pada hari kiamat dalam keadaan ridha dan diridhai." Hadis tersebut juga diriwayatkan oleh Abu Mu'ayyid ibn Ahmad Al-Khawarizmi dalam kitabnya Al-Manaqib pasal 17 tentang turunnya ayat tersebut.

Hadis senada juga terdapat dalam kitab Tadzkirah Khawwash Al-Ummah karya Sabath ibn Al-Jawzi, hlm. 56, yang sanadnya berasal dari Abu Sa'id Al-Khudri: "Nabi SAW memandang kepada Ali ibn Abi Thalib, lalu bersabda, 'Orang ini dan para pengikut (syiah) nya adalah orang-orang yang mendapat kemenangan pada hari kiamat'."
Abu Mu'ayyid ibn Ahmad Al-Khawarizmi dalam Al-Manaqib, pasal 9, hadis no. 10 dari Jabir ibn Abdallah Al-Anshari: Kami bersama Nabi SAW, kemudian datang Ali ibn Abi Thalib. Beliau bersabda, "Telah datang saudaraku kepada kalian". Kemudian beliau memukulkan tangannya. Beliau bersabda, "Demi yang diriku dalam kekuasaan-Nya, orang ini dan syiahnya adalah orang-orang yang beroleh kemenangan pada hari kiamat. Kemudian, ia adalah orang yang pertama yang beriman di antara kalian, yang paling setia menepati janji Allah, yang paling keras menegakkan perintah Allah, yang paling adil dalam memimpin, yang paling adil dalam membagi, dan yang paling agung keutamaannya di sisi Allah." Perawi menambahkan kemudian turun ayat: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, mereka itu adalah sebaik-baik makhluk (khayrulbariyyah)... Selanjutnya perawi berkata: Apabila Ali datang, para sahabat Muhammad SAW berkata, "Telah datang khayrulbariyyah." Allamah Al-Kanji Asy-Syafi'i meriwayatkan dalam kitabnya Kifayah Ath-Thalib bab 62 dengan sanad dari Jabir ibn Abdallah Al-Anshari.
Nabi SAW bersabda kepada Ali, "Engkau dan syiahmu berada di surga." (Tarikh Baghdad, juz 2, hlm. 289)
Rasulallah SAW bersabda, "Wahai Ali, engkau dan syiahmu kembali kepadaku di Al-Haudh dengan rasa puas dan wajah yang putih. Sedangkan musuh-musuh mereka kembali ke Al-Haudh dalam kehausan." (Ibnu Hajar, Ash-Shawaiq Al-Muhriqah, hlm. 66, cet. Al-Maimanah (Mesir); Allamah Shalih At-Turmudzi, Al-Manaqib Al-Murtadhawiyah, hlm. 101, cet. Bombay)

Nabi SAW bersabda kepada Ali, "...dan syiahmu berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya dengan wajah putih di sekelilingku. Aku memberikan syafaat kepada mereka. Maka mereka kelak di surga bertetangga denganku." (Al-Kanji Asy-Syafi'i, Kifayah Ath-Thalib, hlm. 135; Manaqib Ibnu Maghazali, hlm. 238)

Dari 'Ashim ibn Dhumrah dari Ali AS: Rasulallah SAW bersabda, "Ada sebuah pohon yang aku adalah pangkalnya, Ali adalah cabangnya, Al-Hasan dan Al-Husain adalah buahnya, dan syiah adalah daun-daunya. Tidak keluar sesuatu yang baik kecuali dari yang baik." (Al-Kanji Asy-Syafi'i, Kifayah Ath-Thalib, hlm. 98)

Diriwayatkan dari Nabi SAW: "Janganlah kalian merendahkan syiah Ali, karena masing-masing dari mereka diberi syafaat seperti untuk Rabi'ah dan Mudhar." (Al-Hakim, Al-Mustadrak 3/160; Ibnu Asakir, Tarikh 4/318; Muhibbuddin, Ar-Riyadh An-Nadhrah 2/253; Ibnu Ash-Shabagh Al-Maliki, Al-Fushul Al-Muhimmah 11; Ash-Shafuri, Nazhah Al-Majalis 2/222; Allamah Al-Hindi, Intiha' Al-Afham, hlm. 19, cet. Lucknow; Al-Qunduzi Al-Hanafi, Yanabi Al-Mawaddah, hlm. 257, cet. Istanbul)

Diriwayatkan dari Abu Sa'id Al-Khudri: Nabi SAW memandang kepada Ali ibn Abi Thalib dan bersabda, "Orang ini dan syiahnya adalah orang-orang yang mendapat kemenangan pada hari kiamat." (Sabath ibn Al-Jawzi, Tadzkirah Al-Khawwash, hlm. 59, cet. Aljir)

Diriwayatkan dari Anas ibn Malik: Rasulallah SAW bersabda, "Syiah Ali adalah orang-orang yang memperoleh kemenangan." (Ad-Dailami, Firdaws Al-Akhbar; Allamah Al-Mannawi, Kunuz Al-Haqa'iq, hlm. 88, cet. Bulaq; Al-Qunduzi Al-Hanafi, Yanabi Al-Mawaddah, hlm. 180, cet. Istanbul; Allamah Al-Hindi, Intiha Al-Afham, hlm. 222, cet. Nul Kesywar)

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas: Rasulallah SAW bersabda, "Ali dan syiahnya adalah orang-orang yang memperoleh kemenangan pada hari kiamat." (Allamah Al-Kasyafi At-Turmudzi, Al-Manaqib Al-Murtadhawiyah, hlm. 113, cet. Bombay; Al-Qunduzi Al-Hanafi, Yanabi Al-Mawaddah, hlm. 257; Allamah Al-Hindi, Intiha Al-Afham, hlm. 19)
Rasulallah SAW bersabda kepada Ali, "Engkau dan syiahmu kembali kepadaku di Al-Haudh dalam keadaan puas." (As-Suyuthi, Ad-Durr Al-Mantsur 6/379, cet. Mesir; Al-Qunduzi, Yanabi Al-Mawaddah, hlm. 182)

Rasulallah SAW bersabda, "Wahai Ali, empat orang pertama yang masuk surga adalah aku, engkau, Al-Hasan, dan Al-Husain. Keturunan kita menyusul di belakang kita. Istri-istri kita menyusul di belakang keturunan kita, dan syiah kita di kanan dan kiri kita." (Tarikh Ibn Asakir, 4/318; Ibnu Hajar, Ash-Shawaiq, hlm. 96; Tadzkirah Al-Khawwash, hlm. 31; Majma Az-Zawa'id 9/131)

Diriwayatkan dari Asy-Sya'bi dari Ali AS: Rasulallah SAW bersabda, "Engkau dan syiahmu berada di surga." (Tarikh Baghdad, 12/289, cet. As-Sa'adah (Mesir); Akhthab Khawarizmi, Al-Manaqib, hlm. 67)

Diriwayatkan dari Abu Hurairah: Rasulallah SAW bersabda kepada Ali, "Engkau bersamaku dan syiahmu di surga." (Majma Az-Zawa'id, 9/173)

Anas meriwayatkan dari Nabi SAW: Beliau bersabda, "Jibril mengabarkan kepadaku dari Allah SWT bahwa Allah mencintai Ali dengan kecintaan yang tidak diberikan kepada malaikat, para nabi, dan para rasul. Tidak ada tasbih yang ditujukan kepada Allah, melainkan darinya Dia menciptakan satu malaikat yang memohonkan ampunan bagi orang yang mencintainya dan syiahnya hingga hari kiamat." (Allamah Al-Kasyafi At-Turmudzi, Al-Manaqib Al-Murtadhawiyah, hlm. 116, cet. Bombay; Allamah Al-Qunduzi Al-Hanafi, Yanabi Al-Mawaddah, hlm. 256, cet. Istanbul tetapi tanpat kalimat "para nabi dan para rasul".)
Dan seterusnya dan seterusnya

Ketika Wahhabi Berdakwah tentang Syiah
( dari situs tetangga )

Situs Al-Quran yang beralamat di http://quran.al-islam.com dan di tangani oleh pemerintah Arab Saudi yang bermazhab Wahhabi, ikut tabligh menyebarkan ajaran Syiah.
Entah disadari atau tidak oleh Wahhabi, dalam situs tersebut, terdapat tafsir surah Al-Bayyinah ayat 7, yang menafsirkan bahwa sebaik-baik manusia adalah Ali AS dan pengikutnya.
Tafsir ini seperti yang terdapat dalam situs itu merujuk pada tafsir Ath-Thabari. Dikatakannya bahwa, إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ ,أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ ِ “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk”.
أُولَئِكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِ Mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. Siapakah yang sebaik-baik makhluk itu? Dalam tafsir Ath-Tabari yang diriwayatkan dari Ibnu Hamid mengatakan bahwa, Isa bin Farqad dari Abil Jarud dari Muhammadi bin Ali, Rasulullah mengatakan أنت يا علي وشيعتك : “Engkau, wahai Ali, dan Syiahmu (pengikutmu-red).”
Pada saat yang sama pembuatan situs Al-Quran yang ditangani oleh kerajaan Saudi itu bertujuan untuk menyebarkan mazhab Wahhabi. Silakan klik link berikut ini: http://quran.al-islam.com/Tafseer/DispTafsser.asp?l=arb&taf=TABARY&nType=1&nSora=98&nAya=7

Abu Shadra